Hello, Potheters!
Ka'eL ingin bercerita tentang pengalaman saat di Wonosobo City.
Potheters tentu tahu dan tidak asing lagi dengan kota Wonosobo. Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan untuk berkunjung ke kota yang terkenal dengan Dataran tinggi Dieng-nya ini.
Sebetulnya sih saya pergi ke Wonosobo bukan untuk jalan-jalan. Kebetulan saja, saat itu saya sedang dalam proses pembuatan paspor untuk keperluan pertukaran pelajar ke Amerika. Hm, lain kali saya akan mengulas tentang itu, khusus buat Potheters semua, plus organisasi beasiswa serta proses-proses administrasi untuk mendapatkannya.
Sebetulnya, salah seorang teman (atau lebih tepatnya, kakak angkatan) saya yang sama-sama memperoleh beasiswa dari AFS juga tinggal di Wonosobo. Kami waktu itu bertemu saat diselenggarakannya English Camp di SMA N 7 Purworejo. (Ehm, itu juga akan saya ceritakan nanti, tentu dalam segmen yang berbeda).
Singkatnya, saya berangkat dari Purworejo pukul tujuh pagi (mungkin sekitar itu). Bersama ayah tercinta, kami mengendarai motor menuju Wonosobo. Rute yang kami ambil adalah jalan melewati Kecamatan Loano, jalan raya arah Magelang. Kami berbelok menuju jalan ke Wonosobo begitu melewati daerah Maron.
Perjalanan kami sangat menyenangkan' melewati daerah-daerah pedesaan, perbukitan dan hutan-hutan kecil. Komoditas utama di daerah Kepil menuju kawaan Wonosobo adalah kayu, sehingga tidak heran terdapat banyak pos-pos pengumpul kayu sepanjang jalan.
Meskipun panjang dan berkelok-kelok, jalan raya Purworejo-Wonosobo tergolong halus dan rata. Selain dimanjakan dengan kesegaran udara pegunungan yang sejuk, mata kita juga akan dimanjakan dengan deretan hutan-hutan pinus serta pemandangan indah. Panorama alam yang terlihat jauh dari puncak-puncak bukit senantiasa menyertai perjalanan kami menuju ke sana.
Potheters tidak perlukhawatir akan kebutuhan untuk MCK maupun ibadah. Meskipun terletak di dalam punggung pegunungan, potheters akan menemukan dusun-dusun sepanjang perjalanan. Banyak terdapat rumah penduduk pula, bahkan beberapa sekolah dan puskesmas pun ada. Beberapa mushola pun dapat ditemui. Kebanyakan di antaranya juga menyediakan toilet. beberapa malah berdekatan lokasinya dengan warung. Mungkin yang perlu sedikit dikhawatirkan hanya masalah airnya yang dingin menggigit. Brrr!!!
Yang lebih istimewa lagi, sebelum mencapai Kecamatan Sapuran, Potheters akan melewati Tanjungsari Tea Plantation, dimana potheters bisa bersantai sejenak sambil menikmati pemandangan hijau perkebunan teh yang asri.
Lebih jauh tentang Tanjungsari Tea Plantation akan saya paparkan nanti.
Hallo, Potheters!
Here I, Ka'eL, will tell you about my experience in Wonosobo city.
Potheters should know about Wonosobo city. Some days ago, I got a chance to go to Wonosobo, which is popular with it's Dieng Plateau.
Actually, I went there not for a trip. In this case, I was in process in making passport in order to fullfill the terms for exchange study to America. Hm, next time I'll tell you about that , special for all potheters, plus the scholarship organization and how to get the scholarship too.
Well, one of my friends (my senior in AFS) is living in Wonosobo. We met for the first time when there was held English Camp in State Senior High School 7 Purworejo (uhm, I'll also tell that in different time and segment).
(to be continued)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please your coment right here. Thank you!